0 3 min 1 bulan

Manchester – Performa Manchester United awal musim ini kembali menuai sorotan. Kekalahan telak 0-3 dari rival sekota, Manchester City, menambah tekanan terhadap pelatih asal Portugal, Ruben Amorim, yang baru memenangkan 25,8% pertandingan Premier League sejak ditunjuk sebagai kepala pelatih. Pertanyaannya, apakah sebenarnya ada tanda-tanda kemajuan di bawah Amorim atau justru MU makin terpuruk?

Catatan Buruk di Atas Kertas

Dari 13 laga terakhir di Liga Inggris, MU hanya mampu mencatat dua kemenangan. Posisi mereka pun terdampar di urutan ke-14 klasemen sementara, sebuah awal musim terburuk sejak 1992/93. Dengan empat poin dari empat laga pertama, situasi ini jelas tidak ideal bagi klub sebesar United.

Dukungan Internal Masih Kuat

Meski tekanan eksternal terus meningkat, manajemen klub disebut masih memberikan dukungan penuh pada Amorim. Sumber internal klub menegaskan bahwa berdasarkan sebagian besar statistik performa, United sebenarnya menunjukkan peningkatan dibanding musim lalu, meski posisi di klasemen tidak mencerminkan hal tersebut.

Statistik yang Menunjukkan Perkembangan

Data dalam enam bulan terakhir memperlihatkan adanya perbaikan statistik mendasar. Berdasarkan catatan expected goals (xG) tanpa penalti, MU menciptakan peluang yang seharusnya menghasilkan lebih banyak gol. Namun, kenyataannya mereka justru mencetak sembilan gol lebih sedikit dari yang diperkirakan. Hal ini menegaskan bahwa penyelesaian akhir masih menjadi masalah utama.

Dari sisi bertahan, expected goals conceded (xGA) menunjukkan MU seharusnya kebobolan lebih sedikit, tetapi kenyataannya mereka kemasukan 3,4 gol lebih banyak dari yang diperkirakan. Faktor utama di sini adalah inkonsistensi lini belakang dan performa kiper yang tidak stabil.

Masalah Finishing dan Pertahanan

Amorim mungkin berhasil meningkatkan kontrol permainan, tetapi tanpa penyelesaian akhir yang tajam dan pertahanan yang solid, United sulit bangkit. Beberapa peluang emas terbuang percuma, sementara kesalahan elementer di lini belakang berulang kali dimanfaatkan lawan. Inilah alasan mengapa performa di atas kertas tidak selaras dengan hasil di lapangan.

Kalah di Momen Penting

Selain masalah teknis, Manchester United sering kesulitan mengatur tempo pertandingan. Mereka kerap tertinggal lebih dulu di babak pertama, yang membuat mental pemain jatuh dan sulit melakukan comeback. Kekalahan derby dari Manchester City adalah contoh paling nyata: kurang tajam di depan, rapuh di belakang.

Apakah Amorim Membawa Harapan?

Meskipun banyak kritik, ada sinyal kecil bahwa MU masih bisa berkembang di bawah Amorim. Statistik menunjukkan mereka menciptakan lebih banyak peluang dibanding periode sebelumnya. Namun, sampai masalah penyelesaian akhir dan kesalahan bertahan diperbaiki, perbaikan ini akan tetap tampak “kosong”.

Kesimpulan

Manchester United di bawah Ruben Amorim memang menunjukkan tanda-tanda progres, tapi masih sebatas angka statistik, belum berbuah konsistensi di lapangan. Dukungan internal klub masih kuat, tetapi fans menuntut hasil nyata, bukan sekadar data. Jika MU ingin kembali bersaing di papan atas Liga Inggris, Amorim harus segera menemukan solusi untuk lini depan yang tumpul dan pertahanan yang keropos.

Ikuti terus update berita Manchester United, Ruben Amorim, dan perkembangan terbaru Liga Inggris hanya di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *